Pages

Penyakit Kanker yang Sangat Berbahaya dan Mematikan

Penyakit kanker adalah penyakit yang sangat berbahaya dan mematikan. Saking ganasnya penyakit ini, ribuan orang meninggal karena penyakit kanker di berbagai belahan dunia termasuk Taiwan. Di Taiwan, kanker menjadi penyakit penyebab kematian tertinggi.


Di Indonesia sendiri, persentase kematian akibat kanker telah mencapai 6,6 persen. Dan diprediksikan akan terus meningkat sampai 60 persen sampai tahun 2030.


Bahkan menurut organisasi kesehatan dunia WHO, kanker disebut sebagai penyakit tidak menular yang paling banyak menyebabkan kematian nomor dua sedunia, setelah penyakit jantung.


Sejumlah tokoh terkenal juga tidak luput dari keganasan penyakit kanker. Seperti kanker pankreas yang menggerogoti tubuh Steve Jobs, tokoh dibalik kesuksesan Apple, yang harus menutup usianya beberapa waktu lalu.


Jobs meninggal setelah tujuh tahun “bertarung” melawan penyakit kanker pankreas yang ganas itu. Demikian juga dengan mantan Mensesneg era Orde Baru, Moerdiono, yang juga diserang penyakit kanker paru-paru. Moerdiono hanya mampu bertahan selama 17 bulan melawan keganasan penyakit kanker paru-paru.


Orang terkenal lainnya yang harus meninggal karena keganasan kanker adalah pemilik perusahaan rokok PT HM Sampoerna, Boedi Sampurna. Pria ini meninggal karena kanker mulut akut. Tokoh lainnya adalah Bob Marley yang meninggal di usia 36 tahun karena keganasan penyakit kanker.
Penyakit Kanker Ada Lebih 200 Jenis


Penyakit kanker ada beragam jenis. Bahkan konon terdapat 200 jenis penyakit kanker. Banyaknya jenis penyakit kanker ini membuat tidak mudah orang untuk mengenali satu-persatu gejala dan cirinya. Meski begitu, dengan membekali diri dengan pengetahuan yang memadai, paling tidak kita akan mengerti jenis penyakit kanker yang sering terjadi. Penyakit kanker yang terkenal di antaranya adalah kanker pankreas, kanker paru-paru, kanker payudara, kanker serviks, kanker usus, dan kanker prostat.


Penyakit kanker pankreas bisa disebabkan karena faktor keturunan. Sekitar 10 persen penderita kanker pankreas disebabkan oleh faktor keturunan. Penyebab lain dari penyakit kanker pankreas adalah faktor gaya hidup seperti kebiasaan merokok, sering mengonsumsi makanan hewani, kurang makan sayur dan buah-buahan serta kurang berolahraga.


Penyakit kanker pankreas juga sering menimpa orang berusia di atas 60 tahun. Sementara, penyakit kanker paru-paru terutama disebabkan karena kebiasaan merokok. Sekitar 90 persen penderita penyakit kanker paru-paru adalah perokok.


Untuk penyakit kanker payudara, penyebabnya bisa karena faktor keturunan, haid teralu dini atau menopause di atas usia 50 tahun, dan melahirkan anak pertama di atas usia 35 tahun. Penyebab penyakit kanker payudara lainnya adalah tidak menikah, pola makan dengan konsumsi lemak yang berlebih, berat badan berlebih, mengonsumsi alkohol, dan stres.


Lalu, untuk penyebab penyakit kanker serviks atau yang biasa juga disebut penyakit kanker leher rahim adalah karena virus yang dikenal dengan Human papiloma Virus (HPV). Virus ini menyebar melalui kontak seksual. Saat ini kanker serviks merupakan kanker yang paling banyak mengakibatkan kematian pada wanita di Indonesia.


Sedangkan penyakit kanker usus bisa disebabkan karena faktor genetik, cara diet yang salah, kegemukan, faktor keturunan, berusia di atas 50 tahun, jarang berolahraga, dan merokok. Bagi Anda yang sedang berupaya menurunkan berat badan, berhati-hatilah jangan sampai diet yang Anda lakukan justru berujung pada timbulnya penyakit kanker.


Sementara untuk penyebab penyakit kanker prostat belum diketahui secara jelas. Namun banyak ahli kesehatan mensinyalir kanker prostat timbul karena hubungan diet tinggi lemak dan meningkatnya kadar hormon testosteron. Penyakit kanker prostat umumnya menyerang pria berusia 40 tahun ke atas.



Pengobatan Kanker Payudara

Kanker payudara (karsinoma payudara) adalah tumor ganas yang tumbuh di jaringan payudara. Jenis kanker ini sering terjadi pada wanita dan tidak menutup kemungkinan jika terjadi pada kaum pria, hanya kasusnya sangat jarang.


Frekuensi kasus penyakit ini relatif tinggi di negara maju dan merupakan yang terbanyak diderita dari jenis kanker lainnya. Sedangkan di indonesia, menempati peringkat kedua setelah kanker serviks. Bagian payudara yang sering diserang adalah payudara bagian kiri atas (dekat lengan).
Gejala-Gejala Kanker Payudara


Ada beberapa gejala kanker payudara yang dapat dilihat. Berikut adalah gejala-gejala yang dimaksud:


Adanya benjolan pada payudara yang dapat diraba.
Perubahan bentuk dan ukuran payudara.
Adanya luka di sekitar puting susu dan sekitarnya yang sukar sembuh.
Adanya cairan (darah atau nanah-berwarna kuning sampai kehijauan) yang keluar dari puting susu.
Perubahan pada puting susu seperti gatal, terasa terbakar, dan tertarik ke dalam (retraksi).
Adanya kerutan-kerutan (seperti jeruk purut) pada kulit payudara.
Pada stadium lanjut bisa timbul nyeri tulang, penurunan berat badan, pembengkakan lengan atau ulserasi kulit.


Segera periksakan payudara Anda ke dokter bila timbul gejala-gejala yang telah disebutkan, agar bisa segera ditangani dengan baik.

Upaya Pencegahan Kanker Vulva

Apa yang dapat kita lakukan untuk pencegahan kanker vulva? Kanker vulva dapat dicegah dengan menghindari dan mengontrol faktor resiko serta dengan menemukan dan mengobati lesi prakanker sebelum berkembang menjadi kanker yang invasif.


Langkah-langkah ini cukup efektif untuk mengurangi perkembangan kanker vulva menjadi lebih invasif. Faktor resiko yang dapat dikontrol adalah sebagai berikut:
Usia


Wanita dengan usia di atas 70 tahun memiliki resiko yang tinggi untuk terjadinya kanker vulva. Oleh sebab itu, apabila pada usia tersebut seorang wanita mendapati benjolan pada kemaluannya, harus lebih berhati-hati dan segera memeriksakan ke dokter.
Infeksi HPV


Banyak penelitian menunjukkan bahwa infeksi HPV berhubungan dengan kejadian kanker vulva. Irvine dari California menyatakan bahwa sebanyak 60% kanker vulva ditemukan dengan HPV-DNA yang positif. Penderita dengan HPV positif memiliki resiko 5,3 kali lebih besar mengalami karsinoma vulva.
Diet


Konsumsi kopi meningkatkan resiko kanker vulva. Namun, konsumsi alkohol, vitamin (A,C, B9), sayuran, buah sitrus tidak memiliki hubungan dengan resiko kanker vulva.
Obesitas


Awalnya obesitas dicurigai sebagai salah satu faktor resiko kanker vulva. Namun, penelitian selanjutnya membuktikan bahwa tidak ada hubungan antara obesitas dan kejadian kanker vulva. Ada peningkatan resiko sebesar 1,3 kali lebih besar pada wanita gemuk untuk menderita kanker vulva, tetapi hal itu secara statistik tidak signifikan.
Sosioekonomi yang Rendah


Status ekonomi berhubungan langsung dengan pendidikan, gaya hidup, dan kebersihan individu yang berpengaruh dengan insiden kanker vulva.
Perilaku Seksual


Perilaku seksual seperti usia pada saat melakukan aktifitas seksual yang pertama kali dan kebiasaan berganti-ganti pasangan akan meningkatkan resiko infeksi HPV yang tentunya akan meningkatkan resiko kanker vulva.
Riwayat Reproduksi


Usia menarke yang terlalu awal, nulipara (tidak melahirkan), dan menopause adalah faktor resiko untuk terjadinya kanker vulva.
Infeksi Genitalia


Selain infeksi HPV, infeksi yang ditularkan Treponema pallidum yang dikenal sebagai penyebab sifilis, Chlamydia trachomatis, dan virus Herpes simpleks diketahui dapat meningkatkan resiko kanker vulva.
Tembakau


Merokok dapat meningkatkan resiko kanker vulva sebesar 34%,
Kontrasepsi Oral


Suatu penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kontrasepsi oral dengan perkembangan kanker vulva in situ, tidak dengan kanker vulva invasif.
Penyakit dengan Penurunan Sistem Kekebalan Tubuh (Imunosupresi)


Keganasan vulva lebih banyak ditemukan pada kelompok wanita penderita HIV.
Frekuensi Tes Pap yang Rendah


Data menunjukkan bahwa wanita yang tidak pernah melakukan pemeriksaan tes Pap (yang biasa kita kenal dengan Pap smear) memiliki resiko relatif 2,46 untuk menderita kanker vulva dibandingkan dengan wanita yang pernah melakukan tes Pap setidaknya dua kali sepanjang hidupnya yang memiliki resiko relatif sebesar 0,3.
Inflamasi/Radang Kronis pada Vulva


Iritasi dan inflamasi dalam jangka panjang pada vulva dan vagina dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker vulva.
Lichen Schlerosis


Kondisi kulit yang kronis dapat memengaruhi vulva dan mengakibatkan munculnya rasa perih dan gatal pada vulva. Kondisi ini juga dapat meningkatkan kemungkinan berkembangnya kanker vulva.
Infeksi HIV


Infeksi oleh HIV dapat menurunkan sistem imun tubuh sehingga akan meningkatkan resiko terjadinya berbagai penyakit termasuk kanker vulva. Adakah vaksinasi khusus yang dapat diberikan untuk mencegah kanker vulva seperti pada kanker serviks? Jika ada, bagaimana tingkat keefektifannya?


Ada.Yaitu dengan vaksinasi HPV yang dapat mencegah separuh kanker vulva pada wanita muda dan sekitar 2/3 dari lesi vulvar intraephitelial neoplasia (VIN). Dimana 80-90% lesi VIN ditemukan HPV 16 atau HPV tipe lain, dan sekitar 30-50% dari kanker vulva invasif terbukti berhubungan dengan infeksi HPV.

Ketahui Gejala Kanker dengan Cepat

Para penderita kanker sering kali tidak mengetahui jika dirinya sedang terserang kanker, padahal gejala kanker cukup mudah diamati. Gejala kanker dapat dilihat dari yang paling mudah sampai yang sedikit lebih rumit.

Gejala kanker yang mudah diamati tentu yang gampang untuk dilihat oleh mata telanjang seperti yang terdapat pada permukaan kulit. Sedangkan yang lebih rumit jika gejala kanker itu terdapat dalam tubuh sehingga diperlukan pemeriksaan lanjutan untuk memastikan apakah gejala-gejala tersebut memang mengarah pada kanker.

Kanker sendiri merupakan penyakit yang sangat banyak jenisnya. Tercatat ada lebih dari 200 jenis kanker yang masing-masing memiliki gejalanya sendiri. Tentu hal ini sangat merepotkan jika harus mengenalinya satu persatu.

Namun paling tidak sedikitnya Anda harus mengerti beberapa gejala kanker agar bisa mewaspadai jika gejala tersebut terjadi pada Anda atau orang-orang di sekitar Anda. Harapannya, deteksi dini kanker dapat dilakukan sehingga cepat dapat diobati. Secara sederhana, gejala kanker dapat dibedakan menjadi dua yaitu gejala kanker yang dapat dilihat dan gejala kanker yang sulit dilihat.
Gejala Kanker yang Mudah Dilihat atau Dirasakan

Gejala kanker yang mudah dilihat adalah yang timbul di permukaan atau gejalanya mudah dirasakan. Sebagai contoh pada gejala kanker payudara, akan muncul benjolan pada payudara. Jelas hal ini mudah dilihat dan dirasakan. Oleh karenanya selalu memeriksa bagian-bagian tubuh yang rawan diserang kanker amat penting supaya sejak dini gejala kanker cepat terdeteksi.

Gejala kanker yang juga mudah dilihat seperti ketika keluarnya darah pada air seni. Ini biasanya berhubungan dengan gejala kanker di organ penghasil urin. Seperti halnya juga jika seseorang mengalami batuk darah. Ini sangat mungkin merupakan gejala kanker paru-paru.

Contoh gejala-gejala kanker lainnya yang mudah dilihat seperti saat seseorang sulit menelan sesuatu. Bisa jadi ini merupakan gejala kanker esofagus. Demikian juga jika terjadi perubahan kulit yang mencolok. Hal ini mungkin merupakan gejala kanker kulit. Gejala-gejala kanker lainnya yang mudah diamati seperti ketika buang air seni tidak lancar. Mungkin ini merupakan gejala kanker prostat.
Gejala Kanker yang Tidak Mudah Dilihat atau Dideteksi

Sedangkan gejala kanker yang tidak mudah dilihat biasanya berhubungan dengan organ dalam tubuh manusia. Contohnya jika terjadi perdarahan pada rektum. Hal ini mungkin merupakan indikasi atau gejala kanker usus besar yang banyak menimpa orang tua.

Contoh gejala kanker yang juga tidak mudah dilihat jika diawali oleh sakit lainnya. Misalnya, seseorang yang menderita anemia atau kekurangan zat mungkin sebenarnya sedang mengidap kanker usus. Gejala kanker seperti ini tidak mudah dikenali sebab sangat mungkin penderitanya hanya menganggapnya sebagai penyakit biasa. Padahal, hal itu hanya merupakan gejala atau indikasi awal dan di belakangnya tersimpan penyakit yang lebih berbahaya yaitu kanker.

Gejala kanker yang jenisnya mirip seperti anemia dan kekurangan zat besi ini adalah penurunan berat badan dan kehilangan nafsu makan. Baik penurunan berat badan maupun kehilangan nafsu makan sebenarnya mudah dikenali, tetapi pada umumnya orang akan banyak menyepelekannya dan hanya menganggapnya sebagai hal yang biasa. Padahal jika tidak diwaspadai siapa tahu justru hal itu merupakan gejala awal dari kanker.

Untuk itu, penting untuk segera memeriksakan diri jika melihat gejala-gejala kanker di atas hinggap di tubuh Anda. Pemeriksaan kanker secara dini yang diikuti pengobatan kanker secara cepat dapat menyelamatkan jiwa seseorang. Mengenali gejala kanker dengan baik juga merupakan bekal untuk selalu memantau kesehatan tubuh kita agar terhindar dari penyakit kanker yang mematikan.

Kanker Payudara

Bismillahirohmanirohim dalam artikel pertama ini saya akan membahas sepurat masalah Kanker Payudara. Saat ini, kanker payudara merupakan penyebab kematian kedua akibat kanker pada wanita setelah kanker leher rahim, dan merupakan kanker yang paling umum pada wanita.
Angka kejadian kanker payudara di negara-negara berkembang lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara maju. Para peneliti meyakini bahwa keadaan sosial ekonomi, perubahan gaya hidup, serta pola menstruasi, sangat berkaitan dengan peningkatan resiko terjadinya kanker payudara.

Apa Itu Kanker Payudara?

Kanker payudara adalah keganasan sel-sel yang terdapat pada jaringan payudara, bisa berasal dari komponen kelenjarnya (epitel saluran maupun lobulusnya) maupun komponen lain seperti jaringan lemak, pembuluh darah, dan saraf pada jaringan payudara. Seberapa besar kemungkinan wanita terkena kanker payudara dan bagaimana angka harapan hidupnya?
Setiap resiko kanker payudara pada wanita dapat mempunyai kemungkinan yang lebih tinggi atau lebih rendah, bergantung pada beberapa faktor, yang meliputi riwayat keluarga, genetik, usia saat haid pertama, dan faktor-faktor lainnya. Faktor-faktor yang tampaknya dapat meningkatkan kemungkinan berkembangnya kanker meliputi:
  1. Usia di atas 40 tahun.
  2. Ibu atau saudara ibu/klien yang memiliki kanker payudara.
  3. Haid pertama kali sebelum usia 12 tahun.
  4. Tidak memiliki anak atau memiliki anak setelah usia 30 tahun.
  5. Riwayat biopsi payudara.
  6. Kelebihan berat badan.

Bagaimana Menentukan Stadium Kanker Payudara dan Bagaimana Hubungannya dengan Angka Harapan Hidup?

Penentuan stadium kanker payudara merupakan penderajatan kanker payudara secara klinis yang didasarkan pada sistem yang dikenal sebagai sistem TNM yang merupakan singkatan dari tumor, Nodul, dan Metastatis. Secara garis besar, stadium kanker seseorang dapat dilihat dari besar kecilnya ukuran tumor primer (tumor yang tumbuh pertama kali pada jaringan payudara) - mewakili T untuk tumor, ada tidaknya penyebaran kanker ke pembuluh getah bening regional - mewakili N untuk Nodul, dan ada tidaknya bukti penyebaran sel kanker melalui aliran pembuluh darah seperti ke tulang, hati, paru, otak, dan lain-lain - mewakili M untuk metastatis (penyebaran jauh).
Angka harapan hidup atau dikenal dengan prognosis dinyatakan sebagai 5-YSR (5 years survival rate) atau 10 YSR (10 years survival rate) yang artinya seberapa besar kemungkinan pasien dapat hidup dalam jangka waktu 5 atau 10 tahun sejak didiagnosis.
Berdasarkan data PERABOI (Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia) didapatkan rata-rata angka harapan hidup penderita kanker payudara sesuai stadium kanker adalah sebagai berikut:
  1. Stadium 0: 10 YSR 98% (terdeteksi dengan mamografi atau USG sebagai kelainan non kanker).
  2. Stadium I: 5 YSR 85% (angka harapan hidup sampai 5 tahun sebesar 85%).
  3. Stadium II:  5 YSR 60-70% (angka harapan hidup sampai 5 tahun sebesar 60-70%).
  4. Stadium III: 5 YSR 30-50% (angka harapan hidup sampai 5 tahun sebesar 30-50%).
  5. Stadium IV: 5 YSR 15% (angka harapan hidup sampai 5 tahun sebesar 5 %).

Alternatif Pengobatan Kanker Payudara

Sama seperti jenis kanker lainnya, pengobatan kanker payudara dapat dilakukan secara medis atau secara alami. Pengobatan medis terdiri dari pembedahan, terapi penyinaran, kemoterapi dan terapi hormon. Pada pembedahan kanker payudara, biasanya akan dilakukan mastektomi/pengangkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi yakni:
  1. Modified Radical Mastectomy — Operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak.
  2. Total (Simple) Mastectomy — Operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan kelenjar di ketiak.
  3. Radical Mastectomy/Lumpectomy — Operasi pengangkatan sebagian dari payudara dan hanya pada jaringan yang mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi dan direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.
Terkadang, sesudah operasi, metode pengobatan lain seperti radiasi atau kemoterapi diberikan pada penderita kanker. Terapi penyinaran/radiasi digunakan untuk membunuh sel-sel kanker yang masih tersisa dalam tubuh. Sedangkan, kemoterapi (kombinasi obat-obatan untuk membunuh sel-sel yang berkembangbiak dengan cepat atau menekan perkembangbiakannya) dan obat-obat penghambat hormon (obat yang mempengaruhi kerja hormon yang menyokong pertumbuhan sel kanker) digunakan untuk menekan pertumbuhan sel kanker di seluruh tubuh. Masing-masing dapat menimbulkan efek samping yang tak menyenangkan bagi tubuh.
Kemoterapi akan menimbulkan efek samping berupa rentan terhadap serangan infeksi, mudah lelah, mual, rambut rontok, masalah perdarahan seperti mimisan, dan banyak efek samping negatif lainnya.
Pada terapi hormon, efek samping yang ditimbulkan antara lain rasa panas dan kemerahan pada wajah, gangguan saluran pencernaan, leukopenia & trombositopenia ringan, perdarahan vagina, gatal-gatal pada vulva/pukas (alat kelamin luar perempuan), dan ruam kulit.
Banyaknya efek samping yang dikhawatirkan penderita kanker dari pengobatan yang disebutkan di atas membuat banyak orang mencari alternatif pengobatan kanker salah satunya dengan menggunakan herbal anti-kanker. Salah satu herbal anti-kanker alami yang sudah terbukti khasiatnya adalah Tahitian Noni Juice.